Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang
sebaik baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal. Pemberian
makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh
seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan
kondisi lain seperti sakit, hamil, menyusui.
Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5
kelompok zat gizi (karbohidrat , protein, lemak, vitamin dan mineral)
dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di
samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar
berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut
diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.
Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki
keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi
karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa
makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A.
Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan
timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan
sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan
yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan
lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin
dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri
dari aneka ragam bahan makanan.
Keterangan di atas juga berarti ada saling ketergantungan antar zat
gizi. Misalnya penyerapan yang optimun dari masukan vitamin A memerlukan
kehadiran lemak sebagai zat pelarut dan mengangkut vitamin A ke seluruh
bagian tubuh. Selain itu, apabila cadangan mangan (Mn) di dalam tubuh
kurang, maka vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara
optimal. Contoh lain, diperlukan vitamin C yang cukup dalam makanan
untuk meningkatkan penyerapan zat besi (Fe).
Tubuh kita tak dapat membuat sendiri vitamin dan mineral (kecuali
vitamin D), sehingga kita harus memperolehnya dari makanan sehari-hari
agar dapat tetap sehat.
Mengonsumsi suplemen vitamin merupakan suatu pilihan. Yang menarik,
penelitian menunjukkan bahwa pengguna suplemen vitamin cenderung
memiliki diet yang lebih bergizi dan gaya hidup yang lebih sehat
dibanding yang bukan pengguna. Juga, jika anda termasuk orang yang aktif
secara fisik, anda cenderung membutuhkan lebih banyak makanan sebagai
bahan bakar untuk berolahraga, sehingga kebutuhan zat gizi anda lebih
besar. Jika anda mempunyai hobi jogging, misalnya, anda mungkin
membutuhkan lebih banyak zat besi untuk mengganti kerusakan sel darah
merah.
Para ahli gizi berpendapat, pada kasus-kasus tertentu, keuntungan
yang didapat dari sumber makanan yang kaya akan zat gizi tertentu
(suplemen vitamin) bukan hanya disebabkan hanya zat gizi tersebut, namun
juga oleh adanya suatu zat dalam makanan yang juga berperan penting,
yaitu zat fitokimia, yang tidak terdapat pada suplemen makanan.
Satu-satunya cara untuk mendapatkan kombinasi makanan yang kaya vitamin,
mineral dan zat fitokimia adalah dengan mengonsumsi sumber makanan
alaminya.
Suplemen yang mengandung zat gizi tertentu akan berguna bila anda
harus membatasi makanan tertentu karena alasan medis. Contohnya,
suplemen kalsium akan berguna untuk menjaga kekuatan tulang bila anda
alergi terhadap susu dan juga peka terhadap sumber makanan kaya kalsium
lainnya.
Jika anda memutuskan untuk tetap mengonsumsi suplemen makanan sekadar
untuk berjaga-jaga, yang terbaik adalah memilih suplemen multivitamin
dan mineral dengan dosis sekali sehari yang mengandung kadar zat-zat
gizi sesuai yang direkomendasikan. Jauhi suplemen dosis tinggi, dengan
demikian anda tak mungkin menjadi overdosis yang memberi efek
membahayakan bagi tubuh dan mengganggu penyerapan zat gizi lain.
Ingat, suplemen makanan kesehatan hanya akan menjamin anda tak akan
kekurangan zat gizi tersebut, dan bukan memberikan tingkat kesehatan
yang optimal. Hal ini disebabkan karena suplemen tersebut tidak
mengandung serat alami dan zat fitokimia yang terdapat pada makanan yang
sebenarnya.
Mengonsumsi suplemen sudah menjadi gaya hidup modern tanpa mengenal
batas usia. Banyak kesalahan dalam pemahaman khasiatnya. Suplemen tidak
diperlukan selama yang bersangkutan menerapkan pola gizi seimbang.
Asupan gizi paling bagus itu lewat makanan sehari-hari. Suplemen cuma
diperlukan oleh orang berusia lanjut dan orang sakit, kurang gizi,
pekerja berat atau yang memiliki kelainan tertentu, seperti kelainan
darah atau dalam metabolisme.
Pemberian suplemen pun tidak boleh sembarangan. Komsumsi suplemen,
meskipun tergolong makanan tambahan, perlu diawasi dokter. Mengonsumsi
suplemen memang harus hati-hati, terutama bagi para remaja yang masih
dalam masa pertumbuhan dan sehat. Cukup banyak penelitian yang
membuktikan dampak negatif suplemen. Kelebihan vitamin C bisa
mengakibatkan sakit kepala.
Logikanya, semua zat yang masuk ke tubuh ada takarannya.
Dosis vitamin C adalah 60 mg/hari, yang bermanfaat buat kecantikan
kulit, bila berlebihan justru bisa mengakibatkan kulit bersisik.
Persepsi keliru masyarakat tentang suplemen membuat kita prihatin.
Padahal sesuai dengan namanya, suplemen itu cuma tambahan. Artinya,
tidak semua orang membutuhkan. Sebagai tambahan, suplemen tentunya tidak
dapat menggantikan posisi makanan secara utuh, namun lebih bersifat
penambah kekurangan zat-zat gizi. Lagi pula, manfaat suplemen kebanyakan
sangat kecil. Suplemen mungkin ada manfaatnya tetapi masih perlu digali
lagi dengan penelitian serius.
Beberapa penelitian terbaru, konsumsi berlebihan suplemen antioksidan
seperti vitamin A, E dan betakaroten justru meningkatkan risiko
kematian.
Cara terbaik mendapat antioksidan untuk kesehatan kulit adalah lewat asupan vitamin dan minyak dari makanan bukan dari suplemen.
Suplemen vitamin D berlebihan justru berbahaya bagi ginjal dan hati.
Mengonsumsi suplemen berupa minuman berenergi dapat meningkatkan tekanan darah.
Mengonsumsi suplemen berupa minuman berenergi dapat meningkatkan tekanan darah.
Suplemen herbal dan natural pengganti Viagra yang diklaim lebih aman
juga mengandung bahaya, seperti meningkatkan tekanan darah, bahkan
mengakibatkan stroke.
Terlalu banyak mengonsumsi vitamin C akan mengganggu penyerapan
tembaga, yang meskipun dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, namun
penting mengatur susunan kimia dan kinerja tubuh.
Terlalu banyak suplemen mengandung fosfor akan menghambat penyerapan kalsium.
Kelebihan vitamin A, D, K dan zat besi yang tidak dapat dibuang tubuh berbalik menjadi racun.
Kelebihan vitamin A, D, K dan zat besi yang tidak dapat dibuang tubuh berbalik menjadi racun.
0 komentar:
Posting Komentar