Sabtu, 22 Februari 2014

LANSIA

lansia sehat

Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal. Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain seperti sakit, hamil, menyusui.
Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat , protein, lemak, vitamin dan mineral) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.  Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.
Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A.
Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan  zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari  yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.
Keterangan di atas juga berarti  ada saling ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimun dari masukan vitamin A memerlukan kehadiran lemak sebagai zat pelarut dan mengangkut vitamin A ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, apabila cadangan mangan (Mn) di dalam tubuh kurang, maka vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain, diperlukan vitamin C yang cukup dalam makanan untuk meningkatkan penyerapan zat besi (Fe).
Tubuh kita tak dapat membuat sendiri vitamin dan mineral (kecuali vitamin D), sehingga kita harus memperolehnya dari makanan sehari-hari agar dapat tetap sehat.
Mengonsumsi suplemen vitamin merupakan suatu pilihan. Yang menarik, penelitian menunjukkan bahwa pengguna suplemen vitamin cenderung memiliki diet yang lebih bergizi dan gaya hidup yang lebih sehat dibanding yang bukan pengguna. Juga, jika anda termasuk orang yang aktif secara fisik, anda cenderung membutuhkan lebih banyak makanan sebagai bahan bakar untuk berolahraga, sehingga kebutuhan zat gizi anda lebih besar. Jika anda mempunyai hobi jogging, misalnya, anda mungkin membutuhkan lebih banyak zat besi untuk mengganti kerusakan sel darah merah.
Para ahli gizi berpendapat, pada kasus-kasus tertentu, keuntungan yang didapat dari sumber makanan yang kaya akan zat gizi tertentu (suplemen vitamin) bukan hanya disebabkan hanya zat gizi tersebut, namun juga oleh adanya suatu zat dalam makanan yang juga berperan penting, yaitu zat fitokimia, yang tidak terdapat pada suplemen makanan. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kombinasi makanan yang kaya vitamin, mineral dan zat fitokimia adalah dengan mengonsumsi sumber makanan alaminya.
Suplemen yang mengandung zat gizi tertentu akan berguna bila anda harus membatasi makanan tertentu karena alasan medis. Contohnya, suplemen kalsium akan berguna untuk menjaga kekuatan tulang bila anda alergi terhadap susu dan juga peka terhadap sumber makanan kaya kalsium lainnya.
Jika anda memutuskan untuk tetap mengonsumsi suplemen makanan sekadar untuk berjaga-jaga, yang terbaik adalah memilih suplemen multivitamin dan mineral dengan dosis sekali sehari yang mengandung kadar zat-zat gizi sesuai yang direkomendasikan. Jauhi suplemen dosis tinggi, dengan demikian anda tak mungkin menjadi overdosis yang memberi efek membahayakan bagi tubuh dan mengganggu penyerapan zat gizi lain.
Ingat, suplemen makanan kesehatan hanya akan menjamin anda tak akan kekurangan zat gizi tersebut, dan bukan memberikan tingkat kesehatan yang optimal. Hal ini disebabkan karena suplemen tersebut tidak mengandung serat alami dan zat fitokimia yang terdapat pada makanan yang sebenarnya.
Mengonsumsi suplemen sudah menjadi gaya hidup modern tanpa mengenal batas usia. Banyak kesalahan dalam pemahaman khasiatnya. Suplemen tidak diperlukan selama yang bersangkutan menerapkan pola gizi seimbang. Asupan gizi paling bagus itu lewat makanan sehari-hari. Suplemen cuma diperlukan oleh orang berusia lanjut dan orang sakit, kurang gizi, pekerja berat atau yang memiliki kelainan tertentu, seperti kelainan darah atau dalam metabolisme.
Pemberian suplemen pun tidak boleh sembarangan. Komsumsi suplemen, meskipun tergolong makanan tambahan, perlu diawasi dokter. Mengonsumsi suplemen memang harus hati-hati, terutama bagi para remaja yang masih dalam masa pertumbuhan dan sehat. Cukup banyak penelitian yang membuktikan dampak negatif suplemen. Kelebihan vitamin C bisa mengakibatkan sakit kepala.
Logikanya, semua zat yang masuk ke tubuh ada takarannya.
Dosis vitamin C adalah 60 mg/hari, yang bermanfaat buat kecantikan kulit, bila berlebihan justru bisa mengakibatkan kulit bersisik.
Persepsi keliru masyarakat tentang suplemen membuat kita prihatin. Padahal sesuai dengan namanya, suplemen itu cuma tambahan. Artinya, tidak semua orang membutuhkan. Sebagai tambahan, suplemen tentunya tidak dapat menggantikan posisi makanan secara utuh, namun lebih bersifat penambah kekurangan zat-zat gizi. Lagi pula, manfaat suplemen kebanyakan sangat kecil. Suplemen mungkin ada manfaatnya tetapi masih perlu digali lagi dengan penelitian serius.
Beberapa penelitian terbaru, konsumsi berlebihan suplemen antioksidan seperti vitamin A, E dan betakaroten justru meningkatkan risiko kematian.
Cara terbaik mendapat antioksidan untuk kesehatan kulit adalah lewat asupan vitamin dan minyak dari makanan bukan dari suplemen.
Suplemen vitamin D berlebihan justru berbahaya bagi ginjal dan hati.
Mengonsumsi suplemen berupa minuman berenergi dapat meningkatkan tekanan darah.
Suplemen herbal dan natural pengganti Viagra yang diklaim lebih aman juga mengandung bahaya, seperti meningkatkan tekanan darah, bahkan mengakibatkan stroke.
Terlalu banyak mengonsumsi vitamin C akan mengganggu penyerapan tembaga, yang meskipun dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, namun penting mengatur susunan kimia dan kinerja tubuh.
Terlalu banyak suplemen mengandung fosfor akan menghambat penyerapan kalsium.
Kelebihan vitamin A, D, K dan zat besi yang tidak dapat dibuang tubuh berbalik menjadi racun.

0 komentar:

Posting Komentar