Keguguran (abortus) adalah salah satu hal yang paling banyak
dikahawatirkan dan ditakutkan oleh para ibu hamil. Tidak ada satupun
perempuan atau calon ibu yang ingin mengalami keguguran, tapi apa daya
bila kenyataan berkata lain, untuk hal seperti keguguran yang banyak
terjadi. Bayangan akan memiliki bayi kecil hadirnya buah hati, lucunya
bayi mungil yang menggemaskan sirna sirna sudah ketika divonis keguguran
oleh dokter. Ditambah lagi oleh rasa sakit, stress, dan bahkan trauma
menghantui para ibu hamil yang mengalami keguguran.
Berdoa pada Yang Maha Kuasa sudah seharusnya dilakukan untuk
menjauhi kejadian yang tidak diinginkan ini. Tapi itu saja belum cukup.
Ibu hamil pun mesti memiliki pengetahuan mengenai tanda-tanda dan
penyebab keguguran sehingga dapat melakukan antisipasi dan tindakan
penyelamatan sebelum keguguran terjadi.
Seseorang yang mengalami keguguran pasti ingin tahu penyebabnya
sehingga bisa dicegah saat kehamilan berikutnya. Keguguran biasanya
ditandai dengan kram atau nyeri perut parah serta pendarahan yang
memerlukan penanganan medis.
Oleh karena itu, mari kita ketahui mengenai apa itu keguguran, apa
penyebabnya dan bagaimana tanda-tanda dari keguguran ini. Agar dengan
diketahui mengenai seluk beluk keguguran, diharapkan keguguran dapat
terhindarkan.
Sebenarnya, apa itu keguguran? Apa saja penyebabnya dan hal-hal apa
saja yang dapat membuat wanita berisiko keguguran? Simak penjelasannya
berikut ini:
Apa itu Keguguran?
Keguguran diartikan sebagai keluarnya janin atau persalinan
prematur sebelum bayi mampu untuk hidup. Resiko keguguran memiliki
persentase sebesar 15% – 40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran
terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau
resiko keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.
“Umumnya sekitar 80 persen kehamilan bisa terus berlanjut sampai
melahirkan dan memiliki bayi yang sehat. Tapi keguguran yang terjadi
biasanya muncul secara acak,” ujar Henry Lerner, MD, profesor klinis
kebidanan dan ginekologi di Harvard Medical School.
Apa Penyebab Keguguran?
Antara 50 dan 70% pada trimester pertama, keguguran disebabkan oleh
kelainan kromosom yang terjadi saat proses pembuahan. Paling sering
terjadi karena telur atau sperma yang masuk memiliki jumlah kromosom
yang salah, akibatnya telur atau embrio yang dibuahi tidak dapat
berkembang secara normal.
Kelainan kromosom saat proses pembuahan ini dinamakan blighted ovum
(saat ini biasanya disebut di kalangan medis sebagai kegagalan
kehamilan dini). Dalam kasus ini, implan telur yang dibuahi di dalam
rahim dan plasenta dan juga kantung kehamilan mulai berkembang, namun
embrio yang dihasilkan berhenti berkembang sangat awal atau tidak
membentuk janin sama sekali.
Karena plasenta mulai mengeluarkan hormon, saat Anda mengecek
kehamilan dengan alat tes kehamilan mungkin hasil yang keluar adalah
positif, tetapi ketika di USG yang terlihat adalah kantung kehamilan
kosong. Dalam kasus lain, embrio tidak berkembang dengan normal,
sehingga sangat tidak mungkin janin dapat bertahan hidup. Perkembangan
janin tersebut berhenti sebelum jantung mulai berdetak.
Jika pada usia kehamilan enam minggu Anda melakukan USG dan melihat
janin memiliki detak jantung yang normal, dan Anda tidak memiliki
gejala seperti pendarahan atau kram, peluang untuk keguguran akan kecil
sekali.
Tiga Jenis Abortus / Keguguran
Apakah ibu hamil yang mengalami gejala-gejala tadi pasti akan
kehilangan calon bayinya? Belum tentu. Perdarahan yang dialami ibu
hamil, umpamanya, bisa bukan merupakan tanda keguguran tapi hal lain,
seperti letak plasenta yang tidak benar atau karena ibu hamil mengalami
trauma.
Abortus sendiri pun digolongkan menjadi tiga; abortus yang mengancam, abortus spontan, serta abortus lanjut.
Abortus Mengancam
Biasanya terjadi di antara kehamilan timester pertama dan kedua
awal. Tanda-tandanya; ibu mengalami kontraksi, perdarahan, dan bisa
disertai keluarnya cairan. Janin bisa diselamatkan jika masih dalam
kondisi baik dan ostium (lubang rahim) belum terbuka. Sebaliknya jika
lubang rahim sudah terbuka, dokter tidak bisa berbuat banyak.
Kemungkinan yang terjadi adalah abortus spontan.
Abortus Spontan
Yakni keluarnya janin dari dalam rahim sebelum dapat hidup mandiri.
Biasanya terjadi di kehamilan trimester pertama atau bahkan sebelum
seorang wanita menyadari bahwa dirinya hamil. Dengan kata lain, abortus
spontan bisa terjadi tanpa diketahui karena gejalanya mirip haid hanya
lebih berat dan lebih terasa tegang. Maka itu waspadai bila ibu
mengalami keluarnya bercak-bercak darah yang terus menerus, perdarahan
disertai nyeri di bagian tengah perut dan kadang-kadang disertai sakit
pinggang serta terdapat bekuan darah.
Penyebab abortus jenis ini adalah kelainan embrio, janin atau
plasenta kekurangan hormon, penyakit infeksi yang diderita ibu seperti
gondong, cacar air dan campak atau juga reaksiauto-immune dimana sel-sel
kekebalan ibu menyerang janin.
Abortus Lanjut
Keluarnya hasil konsepsi yang disebabkan kelainan plasenta dan
serviks atau ibu hamil terpapar bahan beracun seperti asap rokok,
alkohol dan bahan kimia. Tanda-tandanya sama dengan abortus spontan.
Jenis – Jenis Keguguran
Istilah keguguran sendiri dibedakan berdasarkan waktu kejadiannya.
Disebut keguguran dini jika terjadi sebelum minggu ke-12 kehamilan dan
keguguran lambat jika terjadi setelah minggu ke-12. Pembagian lain
adalah keguguran penuh dan tidak penuh. Disebut keguguran penuh apabila
jaringan janin dan plasenta keluar seluruhnya dari rahim pada saat
keguguran. Disebut keguguran tidak penuh jika sebagian jaringan fetus
tertinggal dalam rahim.
Siapa yang paling beresiko keguguran?
Risiko keguguran lebih banyak dialami ibu-ibu dengan kondisi:
- Ketika mengandung berusia lebih dari 33 tahun atau suami berusia lebih dari 53 tahun.
- Pernah mengalami keguguran lebih dari 3 kali.
- Pernah melahirkan bayi meninggal atau bayi cacat.
- Punya keluarga dengan riwayat keguguran.
Penyebab Terjadinya Keguguran
Berikut di bawah ini penyebab paling umum bagi keguguran tunggal atau yang berulang, yaitu:
1. Kelainan kromosom
Bryan Cowan, MD, ketua departemen obstetri dan ginekologi
University of Mississippi Medical Center di Jackson menuturkan kelainan
atau ketidakcocokan kromosom ini jadi penyebab setidaknya 60 persen
kasus keguguran. Kondisi ini disebabkan adanya kerusakan pada sel telur
atau sperma sehingga kromosom tidak dicetak dengan benar.
Embrio yang dihasilkan jadi memiliki kelainan kromosom. Biasanya
pasangan yang 2 kali atau lebih berturut-turut mengalami keguguran
disarankan melakukan tes medis untuk ini.
2. Kelainan rahim dan leher rahim yang lemah
Jika bentuk rahim abnormal maka embrio tidak bisa tumbuh atau tidak
mendapatkan makanan yang dibutuhkan sehingga tak dapat bertahan hidup.
Umumnya kelainan rahim ini mempengaruhi sekitar 10 persen kasus
keguguran.
Sedangkan leher rahim yang lemah juga membuat rahim tidak kuat
menahan janin yang semakin hari tumbuh membesar, ketika serviks melemah
maka janin bisa mengalami keguguran.
3. Gangguan sistem kekebalan tubuh (immunology)
Pada beberapa kasus tubuh perempuan kadang menganggap sperma
sebagai benda asing, sehingga antibodi di dalam tubuh akan menyerang
jaringan tubuh sendiri termasuk embrio yang dihasilkan.
Penyakit yang tidak diobati seperti gangguan tiroid atau diabetes
tidak terkontrol Gangguan tiroid dan diabetes yang tidak terkontrol
menyebabkan lingkungan rahim yang tidak menguntungkan. Dampak dari
kondisi ini adalah membuat embrio sulit untuk bertahan hidup.
4. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Perempuan dengan PCOS memiliki kadar hormon testosteron yang
terlalu tinggi sehingga menyebabkan ovulasi dan menstruasi yang tidak
teratur. PCOS ini menyebabkan resisten insulin yang mencegah kematangan
lapisan endometrium.
5. Adanya infeksi bakteri
Beberapa bakteri bisa meningkatkan risiko keguguran seperti
mycoplasma hominis dan ureaplasma urealyticum yang hidup dalam saluran
alat kelamin laki-laki dan perempuan sehat. Pada perempuan, infeksi
bakteri ini membuat endometrium (lapisan rahim) meradang sehingga sulit
bagi embrio untuk berkembang.
6. Gaya hidup kurang sehat
Merokok, alkohol, narkoba dan racun dari lingkungan Narkoba seperti
nikotin bisa masuk ke plasenta dan mengganggu suplai darah serta
pertumbuhan janin, perokok memiliki risiko 2 kali lebih tinggi alami
keguguran dibanding non-perokok.
Konsumsi 2 minuman alkohol sehari membuat perempuan sulit hamil dan
mengalami keguguran, sedangkan perempuan yang bekerja di lingkungan
tertentu seperti peternakan, kamar operasi dan laboratorium memiliki
risiko keguguran lebih tinggi meski alasannya belum diketahui.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Seseorang Berisiko Keguguran
Meskipun setiap wanita berisiko keguguran, namun akan lebih besar
risikonya kepada seseorang yang memiliki kecenderungan seperti berikut:
- Usia: wanita dengan usia yang lebih tua berisiko mengandung bayi dengan kelainan kromosom dan besar kemungkinannya untuk keguguran. Wanita yang hamil saat usia 40 tahun berisiko keguguran dua kali lipat dibanding wanita berusia 20 tahun.
- Riwayat keguguran: wanita yang memiliki dua atau lebih riwayat keguguran secara berturut-turut lebih mungkin dibandingkan wanita lain untuk keguguran lagi.
- Penyakit kronis: diabetes tidak terkontrol dan kelainan darah tertentu yang diwariskan, gangguan autoimun (seperti sindrom antifosfolipid atau lupus), dan gangguan hormonal (seperti sindrom ovarium polikistik) adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Masalah rahim atau serviks: memiliki kelainan tertentu pada rahim bawaan, kondisi rahim yang parah (pita jaringan parut), atau leher rahim yang lemah atau tidak normal (dikenal sebagai insufisiensi serviks) adalah peluang untuk keguguran. Hubungan antara fibroid rahim dan keguguran masih kontroversial, namun kebanyakan fibroid tidak menimbulkan masalah.
- Riwayat cacat lahir atau masalah genetik: jika Anda, pasangan, atau anggota keluarga Anda memiliki kelainan genetik, pernah diidentifikasi punya masalah genetik pada kehamilan sebelumnya, atau pernah melahirkan anak dengan cacat lahir, Anda akan berisiko lebih tinggi untuk keguguran pada kehamilan selanjutnya.
- Infeksi: penelitian telah menunjukkan risiko yang paling tinggi untuk keguguran jika Anda memiliki listeria, gondok, rubella, campak, cytomegalovirus, parvovirus, gonorrhea, HIV, dan infeksi tertentu lainnya.
- Merokok, minum alkohol, dan menggunakan narkoba: merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan seperti kokain dan MDMA (ekstasi) selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingginya tingkat mengonsumsi kafein dan peningkatan risiko keguguran.
- Obat: terdapat beberapa obat yang jika dikonsumsi dapat meningkatkan risiko keguguran. Penting bagi Anda untuk meminta penjelasan kepada dokter jika diberikan beberapa obat untuk diminum saat hamil. Hal ini juga berlaku untuk obat resep, termasuk obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) seperti ibuprofen dan aspirin.
- Racun lingkungan: faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang berisiko keguguran adalah racun yang ada di lingkungan. Beberapa bahan kimia seperti formaldehid, benzena, dan etilen oksida, dan dosis besar radiasi atau gas anestesi dianggap berbahaya.
- Faktor Paternal: kondisi ayah juga berkontribusi terhadap risiko keguguran. Para peneliti sedang mempelajari sejauh mana sperma dapat rusak oleh racun lingkungan tapi masih memungkinkan untuk membuahi sel telur. Beberapa studi telah menemukan risiko yang lebih besar untuk mengalami keguguran ketika ayah telah terkena merkuri, timbal, dan beberapa bahan kimia industri dan pestisida.
- Obesitas: beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dan keguguran.
- Prosedur Diagnostik: ada kemungkinan kecil terhadap risiko keguguran setelah chorionic villus sampling (diagnosa yang dilakukan pada jaringan plasenta) dan amniosentesis (suatu pemeriksaan diagnostik menggunakan cairan ketuban, untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada janin).
- Risiko keguguran juga akan tinggi jika Anda hamil kembali dalam waktu tiga bulan setelah melahirkan.
Gejala Dini Keguguran
Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan peringatan dini keguguran,
setidaknya dengan begitu ibu bisa lebih waspada. Gejala-gejala tersebut
adalah:
- Tidak enak badan; merasa lemas atau tidak fit seperti hari-hari sebelumnya
- Perut tidak nyaman, kepala pusing, atau terasa limbung
- Mimisan.
Jika ibu mengalami gejala tadi, beberapa tindakan ini bisa membantu mengatasinya:
- Minum air putih, setelah itu bisa diteruskan dengan minum minuman segar lain, seperti jus.
- Makan makanan bergizi. Jika tidak bisa (karena mual), makanlah buah-buahan segar, biskuit, atau minum susu.
- Hentikan semua aktivitas.
- Lakukan relaksasi (atur napas dan tenangkan pikiran). Kuatkan keyakinan bahwa ibu dapat melalui kondisi ini dengan baik. Berdoalah dan pikirkan hal-hal yang menyenangkan yang akan dilakukan dengan si jabang bayi saat ia lahir nanti.
Jika semua ini tidak membuat kondisi ibu membaik, segera hubungi
dokter. Jika Anda diminta datang kontrol, sempatkan diri untuk itu. Saat
pemeriksaan, ceritakan apa yang terjadi. Sebaiknya ibu tidak melewatkan
satu gejala pun karena anamnesis (mencari keterangan dari pasien)
sangat memengaruhi diagnosis. Akan baik bila ibu memiliki buku catatan
kejadian dan pengalaman selama kehamilan.
Berikut beberapa pertanda awal keguguran yang perlu Anda perhatikan gejala umum keguguran yang memerlukan penanganan medis segera, yaitu:
1. Pendarahan.
Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi
bisa hanya berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampai darah
berwarna merah segar yang mengalir dan perdarahan hebat. Perdarahan yang
cukup banyak, seperti saat menstruasi atau dalam satu jam bisa
menghabiskan lebih dari dua pembalut. Namun waspadai juga keluarnya
bercak-bercak darah yang berlanjut terus-menerus (selama lebih dari tiga
hari). Kadang-kadang terdapat bagian jaringan yang robek yang ikut
keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding
rahim yang terkoyak atau kantung ketuban yang robek.
Tapi, keluarnya bercak darah bukan berarti tanda keguguran. Banyak
juga mama yang mengalami pendarahan di awal kehamilan tidak mengalami
risiko ini.
2. Kram atau Kejang Perut
Nyeri di bagian tengah perut yang bertambah parah dan berlanjut
lebih dari sehari. Tanda ini rasanya mirip seperti kram perut pada awal
datang bulan. Biasanya kram ini berlangsung berulang-ulang dalam periode
waktu yang lama. Kram atau kejang juga dapat terjadi di daerah panggul,
di perut bagian bawah dapat berarti peregangan otot ligamen namun juga
pertanda awal keguguran. Periksa ke dokter, terutama jika kram terjadi
hanya di satu sisi dan rasanya lebih sakit dari menstruasi. Apalagi jika
dibarengi dengan pendarahan.
3. Nyeri Pada Bagian Bawah Perut
Mengalami kontraksi berlebihan. Cirinya perut mulas dan tegang yang
teramat sangat. Rasa nyeri pada bagian bawah perut terjadi dalam waktu
cukup lama. Selain di sekitar perut, rasa sakit juga dapat terjadi di
bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah alat kelamin. Nyeri ini
terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah muncul gejala
perdarahan
4. Sakit Punggung.
Saat kram perut Anda bisa juga merasakan sakit punggung. Hati-hati terutama jika terdapat pendarahan di saat bersamaan.
5. Keluar cairan dari vagina.
Hal ini dapat berupa gumpalan darah atau cairan yang tidak biasa.
Terkadang Anda mengira celana basah karena mengompol, namun yang Anda
dapati bukanlah urin. Cairan yang keluar juga bisa berbau dan
menyebabkan iritasi/rasa gatal. Jika yang keluar terlihat seperti
jaringan janin, berwarna keabuan atau mengandung gumpalan darah, cobalah
untuk menyimpannya dalam wadah untuk diperiksa dokter kandungan Anda.
6. Keluar gumpalan berwarna merah muda atau keabuan-abuan
Ibu mengeluarkan gumpalan berwarna merah muda atau keabuan-abuan
dari vagina. Ini bisa diartikan keguguran telah dimulai. Jika ini
terjadi di rumah, simpan gumpalan tersebut untuk diperlihatkan kepada
dokter. Bukti ini sangat membantu dalam penegakkan diagnosis; apakah ibu
hamil hanya mengalami ancaman keguguran atau memang sudah mengalami
keguguran. Bila memang sudah jadi, apakah janin sudah keluar sebagian
atau sudah lengkap, dan apakah membutuhkan prosedur D&C (Dilation
dan Curetage).
7. Kehilangan gejala hamil.
Ibu hamil kehilangan tanda-tanda kehamilan seperti tegangnya
payudara disertai pusing dan tubuh terasa loyo. Setelah beberapa minggu
mengalami mual, keletihan, sakit belakang, tiba-tiba anda merasa
baik-baik saja. Hal ini berarti telah terjadi keseimbangan hormon. Ia
kemungkinan tahap hormon telah jatuh dimana hormon tersebut tidak lagi
mengekalkan kehamilan apabila semua tanda kehamilan telah hilang. Jika
Anda mengalami hal ini bersamaan dengan gejala lain, bisa berarti
pertanda keguguran. Ketiadaan denyutan jantung bayi.
Denyutan jantung bayi biasanya boleh dikesan melalui ultrasound
scan. Jika denyutan jantung bayi tidak boleh dikesan, ia mungkin menjadi
satu tanda bahawa bayi telah mati dan tidak berkembang.
8. Tiada pergerakan janin.
Umumnya pada akhir trimester kedua atau ketiga.
Anda harus sentiasa memerhati corak pergerakan bayi anda sepanjang
hari dimana bayi anda mempunyai tempuh waktu tidur, kadang-kadang ia
berlangsung selama 4 jam. Pada pertengahan kehamilan, ibu mulai
merasakan adanya gerakan bayi di dalam perut. Tapi jika ibu tidak lagi
bisa merasakan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh si bayi, maka segera
konsultasikan dengan dokter.
9. Kelelahan yang teramat sangat.
Anda merasa loyo, tidak enak badan, merasa lemas atau tidak fit,
dan tidak bertenaga, juga tidak mampu menopang tubuh dengan baik? Bisa
jadi ini merupakan tanda awal akan terjadi keguguran
10. Serviks terbuka.
Dalam kehamilan yang sihat dan normal, serviks biasanya kekal
ditutup rapat sehingga beberapa minggu sebelum kelahiran bayi. Jika
serviks anda buka dalam tempoh beberapa mingu pertama kehamilan, risiko
keguguran adalah agak tinggi.
11. Paras hormon hCG jatuh.
Badan perlu mengekalkan tahap hormon untuk mengekalkan kehamilan.
Jika tahap hCG jatuh pada awal kehamilan, risiko keguguran adalah sangat
tinggi.
12. Hasil testpack (Tes Kehamilan ) berubah Negatif
Ketakutan akan keguguran kerap kali membuat wanita hamil terus
menerus mencoba tes kehamilan, walau hasil yang didapat postif. Biasanya
ini dilakukan untuk meyakinkan diri mereka lalu hasil tes hamil di
rumah menunjukkan hasil positif. Namun jika pada suatu hari tes
kehamilan Anda berubah menjadi negatif, bisa jadi Anda telah mengalami
keguguran.
Jika ujian diambil pada dua pagi berturut-turut dimana hari pertama
mendapat ujian positif dan kembali kepada negatif pada hari kedua, ia
bukan saja tanda keguguran, ia mungkin juga menjadi tanda kehamilan luar
rahim, ektopik. Segera hubungi dokter kandungan untuk memastikannya.
Jika mengalami gejala-gejala dari keguguran tersebut, segeralah
hubungi dokter untuk melakukan pengujian diagnostik sehingga bisa
diketahui apakah kehamilan dapat diteruskan atau tidak. Dan jika
kehamilan tidak bisa diselamatkan, maka jangan terus menerus menyalahkan
diri sendiri karena banyak faktor yang bisa menyebabkan keguguran.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar