Minggu, 11 Agustus 2013

TIDUR

APAKAH Anda sering merasa lupa atau sulit untuk berkonsentrasi? Waktu tidur Anda pada malam hari kurang dari enam jam? Nah, jika ini yang dirasakan, maka tidak diragukan lagi Anda kurang tidur.

Ya, kurang tidur disadari atau tidak, dapat membuat seseorang sulit untuk berpikir jernih dan tidak mampu menekan emosi. Umumnya banyak orang yang kurang tidur tidak menyadari efek kurang tidur sangat memengaruhi kesehatan pikiran dan mentalnya.

Padahal, tidur bukan hanya mengistirahatkan tubuh. Lebih dari itu, tidur sudah terbukti dapat meningkatkan daya ingat, penglihatan, dan kemampuan belajar.

“Ketika tertidur, sama saja Anda menyimpan energi di tubuh,” kata Barry Krakow MD dalam lamanWebmd.com.

Pengarang buku Sound Sleep, Sound Mind: 7 Keys to Sleeping Through the Night ini mengatakan, saat istirahat, tubuh mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri.

“Hal ini yang menjadikan manusia mampu untuk melakukan kegiatan,baik secara fisik maupun mental,” imbuhnya.

Mencukupi waktu tidur merupakan hal krusial yang masih banyak dipandang sebelah mata. Mereka tidak mengetahui bahwasanya kurang tidur dapat berimbas pada berbagai hal yang merugikan diri mereka sendiri. Sebut saja proses berpikir yang menjadi lambat.

Para ahli yang meneliti soal tidur ini menemukan bahwa waktu tidur yang berkurang dapat berujung pada rendahnya kewaspadaan dan konsentrasi. Rendahnya kewaspadaan dan konsentrasi inilah yang kemudian menghambat performa dan membuat orang sulit untuk menyelesaikan masalah yang membutuhkan logika dan rasional.

Kurang tidur juga berakibat menurunnya kemampuan untuk membuat keputusan. Penjelasannya sederhana saja, yakni absennya kemampuan untuk menilai sesuatu dan menentukan sikap.Kurangnya waktu tidur juga memengaruhi kemampuan untuk belajar secara dua arah.

Sebab, Anda tidak mampu untuk memfokuskan diri sehingga sulit mencerna informasi. Memori atau daya ingat juga dipertaruhkan dalam hal ini. Pada diri anak-anak atau remaja, kurang tidur dapat membuatnya menjadi hiperaktif dan sulit belajar.

Mereka cenderung kehilangan konsentrasi, kerajinan, dan menurunkan kapasitas daya ingat yang diperlukan untuk berprestasi di sekolah. Asisten profesor di Fakultas Kedokteran University of Maryland School Avelino Verceles MD mengatakan, “Ketika seseorang tidur, berbagai hal yang telah kita pelajari dan alami selama seharian penuh, akan tersimpan dalam memori jangka pendek,” katanya.

Avelino menambahkan, ketika tengah mengantuk, orang akan sering merasa lupa akan sesuatu hal. Misalnya saja tempat ia meletakkan barangnya.Kondisi ini karena sedang mengantuk dan akan memperburuk daya ingat.

“Saat Anda tidak mampu berkonsentrasi, informasi yang diterima tidak akan tersimpan baik di memori jangka pendek ataupun panjang,” sebut Allison T Siebern PhD, yang memperdalam studinya pada program tentang kesehatan tidur dan insomnia di Stanford University.

Selain berbagai keadaan yang sudah disebutkan tadi, kurang tidur juga menjadikan waktu reaksi seseorang lebih lambat. Kemampuan ini padahal amat diperlukan, terutama ketika seseorang tengah menyetir atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan reaksi yang cepat.

Badan Administrasi Keselamatan Jalan Bebas Hambatan (The National Highway Traffic Safety Administration) memperkirakan sedikitnya ada 100.000 tabrakan yang dilaporkan ke polisi setiap tahunnya akibat pengemudi yang mengantuk. Kejadian ini terutama menimpa remaja dan orang dewasa, terutama kaum pria.

Mereka bisanya adalah pekerja paruh waktu yang bekerja pada malam hari atau bekerja pada waktu yang tidak tetap, juga orang-orang yang mengalami gangguan tidur. Lambannya kemampuan orang untuk bereaksi akan membahayakan dirinya sendiri.

Pada studi yang dilakukan pada 2009, peneliti dari Universitas Texas menemukan bahwa waktu istirahat yang terganggu akan menghambat terintegrasinya informasi. Ini adalah suatu fungsi pada pikiran yang bergantung pada kemampuan memutuskan sesuatu. Peneliti berpendapat, profesi seperti pemadam kebakaran, polisi, dan tentara sangatlah rentan akan fungsi yang satu ini. Kurang tidur juga memengaruhimood secara signifikan.

Menyebabkan seseorang menjadi lebih peka dan semakin berkurangnya kemampuan untuk mengontrol emosi.

“Lambat laun keadaan ini akan memengaruhi hubungan asmara,atau bahkan pekerjaan seseorang,” ujar Allison.

Bahkan, penderita gangguan tidur yang sudah kronis akan berpeluang menderita depresi.Ini terungkap dalam sebuah studi pada 2005 silam yang menyebutkan bahwa orang dengan penyakit insomnia 10 kali lebih berisiko terkena depresi dan 17 kali lebih berisiko menderita kegelisahan ketimbang orang yang cukup tidur.

Kurang tidur dan depresi sangat erat kaitannya sehingga membuat para ahli juga bingung menentukan mana dari dua keadaan tersebut yang datang lebih dulu pada pasiennya.

0 komentar:

Posting Komentar