Kamis, 20 Desember 2012

OSTEOPOROSIS

Osteoporosis atau pengeroposan tulang, adalah struktur tulang yang memburuk dan kepadatan massa tulang yang menurun, sehingga menyebabkan nyeri. Osteoporosis juga membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Gejala osteoporosis ialah sering sakit punggung, postur tubuh membungkuk, dan berkurangnya tinggi badan. Meski demikian, kondisi osteoporosis yang masih dalam derajat ringan juga dapat terjadi tanpa disertai gejala apa pun.

Bila seorang pasien dicurigai mengalami osteoporosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan BMD (Bone Mineral Density). Melalui pemeriksaan ini dapat diketahui apakah benar terjadi osteoporosis dan bagaimana tingkat keparahan kondisi osteoporosis tersebut. Pemeriksaan BMD yang lazim digunakan adalah pemeriksaan jenis DXA (Dual X Ray Absorptiometry).

Osteoporosis bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya kurang mengonsumsi vitamin D, kalsium, kurang beraktivitas fisik, berat badan yang terlalu rendah, konsumsi minuman beralkohol, dan adanya gangguan pada hormon. Beberapa hormon di dalam tubuh berperan penting dalam pengaturan penggunaan kalsium oleh tulang. Gangguan pada tiroid dan konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat golongan kortikosteroid untuk asma atau radang sendi kronis juga bisa menyebabkan Anda mengalami pengeroposan tulang.

Jika Anda perokok, Anda juga berisiko mengalami osteoporosis. Efek racun dari nikotin yang mengenai sel-sel tulang akan menghalangi kemampuan tubuh untuk menggunakan estrogen, kalsium, dan vitamin D. Risiko Anda mengalami osteoporosis akan semakin meningkat jika Anda sudah memasuki usia lanjut, berat tubuh tidak normal, dan mengalami menopause.

Jika tidak segera diatasi, komplikasi yang paling sering terjadi pada osteoporosis adalah kasus patah tulang. Dan karena umumnya kasus osteoporosis terjadi pada golongan usia tua, maka jika terjadi komplikasi patah tulang, risikonya jauh lebih besar dan proses penyembuhannya lebih lama.

Berikut langkah-langkah untuk mencegah osteoporosis:

1. Konsumsi kalsium dan vitamin D. Kalsium bisa didapat dari susu rendah lemak, keju, susu kedelai, brokoli, dan sayuran hijau. Konsultasikan dengan dokter jika Anda membutuhkan suplemen kalsium tambahan. Sedangkan vitamin D fungsinya membantu penyerapan kalsium.
2. Olahraga rutin. Lakukan olahraga selama sekitar setengah jam per hari, lima sampai enam kali dalam seminggu, misalnya jalan kaki, aerobik, bersepeda, atau berenang.
3. Kurangi konsumsi garam. Garam meningkatkan pengeluaran kalsium lewat keringat dan urin.

4. Batasi konsumsi kafein, terutama bagi wanita yang sudah memasuki masa menopause.

5. Berhenti merokok. Merokok dapat menghambat pemulihan tulang yang keropos atau patah, dan menghambat pertumbuhan tulang.

dr. Janfrional6. Batasi konsumsi alkohol. Alkohol dapat mengganggu proses penyerapan kalsium dan mengurangi kadar hormon yang berperan dalam pembentukan tulang.

7. Waspadai obat yang Anda konsumsi, terutama obat golongan kortikosteroid yang digunakan dalam jangka panjang, karena meningkatkan risiko pengeroposan tulang.

8. Hindari aktivitas fisik berlebih. Bagi penderita osteoporosis, hindari mengangkat barang berat untuk menghindari terjadinya cedera

TANDA PENYAKIT DIABETES

Diabetes mengancam segala usia. Penyakit ini 'hinggap' di anak-anak hingga orang dewasa.

Apabila Anda bingung apakah berisiko terkena diabetes atau tidak, ternyata ada cara mudah untuk mendeteksinya.

Dokter Spesialis Anak Endokrin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) mengungkapkan ada tanda-tanda fisik yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

"Jika di tekuk leher, ketiak dan ruas jari ada guratan hitam, maka Anda berisiko tinggi mengidap diabetes. Guratan hitam ini disebut acanthosis nigricans," jelas dr. Aman dalam diskusi Asupan Gula Tambahan serta Dampaknya pada Kesehatan dan Konsentrasi Anak di Sultan Hotel, Senayan, Jakarta (19/12).

Kelebihan berat badan atau memiliki tingkat insulin yang tinggi dalam darah, seperti pada diabetes tipe 2, menjadi pemicu timbulnya acanthosis nigricans. Berlebihnya jumlah insulin dapat merangsang aktivitas sel-sel pada kulit. Sehingga menyebabkan perubahan pada kulit.

"Guratan hitam ini menandakan seseorang mengalami resistensi insulin. Resistensi insulin ini menjadi tanda terjadinya kondisi pra-diabetes melitus tipe 2, yaitu tahapan sebelum menjadi diabetes," tambahnya.